Senin, 29 Oktober 2018

10 Hal yang orang lain tidak tahu tentang video - Asian Games 2018 opening ceremony : “Jokowi & Motor Terbang”




1.   Bahwa penugasan pembuatan film ini diberikan sekitar jam 12 malam di bulan Juni oleh Whisnutama di saat mengobrol santai di kantornya.  Lalu saya menjawab : “Lho kok gue sih?”.   Tetapi setelah melihat storyboardnya, saya merasa yakin bahwa saya dapat menyelesaikannya dalam waktu singkat karena sudah ada gambaran tim pelaksana dan mengetahui perkiraan eksekusinya. 

“Oke mas, aku coba ya”. 

Yang paling baik dari seorang Whisnutama adalah dia berani mendelegasikan dan memberikan kepercayaan kepada seseorang. Walaupun saya sebenarnya belum banyak bekerja sama dengan dia.

2.   Bahwa membutuhkan satu bulan untuk berkutat dengan masalah administrasi internal dibandingkan dengan eksekusi produksinya.  Memang bukan prosedur yang mudah, namun saya berusaha menyelesaikannya di tengah-tengah kehebohan persiapan Torch Relay dan Asian Festival. Saya sangat excited! Sehingga walaupun harus mondar mandir dari luar kota ke Jakarta untuk berkoordinasi, saya tidak merasa capai, tetapi senang.   Situasi yang menyulitkan adalah karena kita harus merahasiakan pengerjaan ini untuk memberikan kejutan kepada semua pihak. Tidak hanya dari penonton tetapi dari rekan-rekan kerja di kepanitiaan juga.  Kalau dihitung-hitung ya sebenarnya untuk persiapan produksi itu hanya ada sekitar 3 minggu. Hahahaha. 

3.   Bahwa tim saya sebagian adalah tim lama yang pernah mengerjakan street action dengan motor dan mobil terbalik di film saya terdahulu.  Hal ini penting karena waktu pengerjaannya sangat singkat sehingga dibutuhkan saling pengertian dan kecepatan pemahaman antar anggota tim.  Saat melihat story board saya sudah memastikan bahwa pendamping saya adalah Tesadesrada Ryza selaku produser dan Rahabi Mandra sebagai Director.  


Tesadesrada Ryza - Producer 

Rahabi Mandra - Director 
     Lalu saya menghubungi mas Wawan I Wibowo selaku Editor dan mas Satrio Budiono selaku Sound Enginer.  Saya minta Ryza untuk menggunakan Ezra Tampubolon untuk art directornya,  karena menurut saya dia sudah memahami kebutuhan untuk pembuatan ramp sebagai landasan lompatan motor. Ditambahkan pula Jantra untuk sound di lapangan. Tim selanjutnya yang sangat penting adalah tim street action.  Tentunya saya memilih mereka yang sudah saya kenal baik dan dapat diandalkan dalam situasi urgent seperti ini. Mereka menyatakan “in” dalam project bergengsi ini. 

    Kemudian masuk Hariopati selaku Penata Musicnya. Karena Pati juga sudah mengerjakan beberapa film saya.  Nah done!. Semua terkunci pada tempatnya.  Masih dibutuhkan DOP dan isian crew lainnya. Ryza menggandeng tim produksi iklan untuk memastikan kecepatan penyelesaian eksekusinya.  Bergabunglah tim Flex.  DOP berhasil mendapatkan komitmen Dimas, DOP film the RAID.


Dimas - DOP

Jadi tim pelaksananya merupakan gabungan crew film dan crew iklan.  ehmmm masih ada yang kurang.  Video ini kan banyak terkait dengam protap kepresidenan dan paspamres, nahhh bergabunglah senior paspamres mas Faisol
sebagai pengarah protap.  


Mas Faisol
Menarik ya …  saya kemudian lapor ke mas Tama : Tim sudah siap! Action!

The Team! 

4.    Bahwa sebenarnya cerita awalnya bukan anak gendut yang menyeberang, tetapi ada segerombolan bebek di tengah jalan.  Jika dapat dieksekusi dengan baik, maka adegan bebek menyebrang itu akan sangat dikenang. 


    Tetapi diskusi lanjutannya dengan membahas resiko ini itu,  kemudian sebenarnya ada alternatif yang lebih humanis, maka keluarlah ide segerombolan anak kecil menyeberang dari Rahabi. Mas Tama bisa menerimanya.  Nah ini anak sekolah atau anak sedang berwisata atau apa ya . Karena acaranya hari Sabtu maka diputuskanlah tetap menggunakan adegan anak sekolah dan bu guru, tetapi mereka sedang melakukan ekstrakurikuler, yaitu pramuka. Casting dilakukan dengan memberikan alternative anak perempuan dan laki-laki.  

      Dan akhirnya terpilihlah main castnya : Farrel -yang menjadi sangat tenar sesudahnya. 


Farrel dkk bersama Presiden

5.   Bahwa pencarian motor paspamres dilakukan bahkan di dini hari.  Bukan hal yang mudah untuk mencari Yamaha FZ1, karena itu merupakan motor besar istimewa. Beberapa pemilik kita dapatkan dari pencarian melalui google. Ada yang di Bandung, Balikpapan, Jakarta. 


     Kita berkejaran dengan waktu, karena motor ini harus disesuaikan dengan kebutuhan penampilan freestyle. Penggantian ban dan beberapa pernik lainnya.  Dikarenakan bersifat rahasia, maka latihan-latihan untuk keperluan tampilan di area GBK dilakukan larut malam. Whisnutama dan Ryza berkutat dengan konsep-konsep yang memungkinkan.  

    Awalnya akan dilakukan lagi lompatan di GBK, namun ternyata penutup area tidak memungkinkan hal itu dilaksanakan. Terlalu licin dan merusak alas.  Kemudian di hari terakhir latihan, terjadi kebocoran di mesin, karena sudah berkali-kali terbentur tangga masuk ke area dalam stadion.  Untungnya Ryza dan tim Paspampres dapat memperbaiki dalam waktu semalam.  Jadi ini bukan hanya semata produksi video, tetapi juga sebuah show yang ditonton ribuan orang di stadion. Wuahhh, memang untuk hasil yang keren itu perlu melalui ketegangan-ketengangan tingkat tinggi. 

6.   Bahwa saat kita meeting dengan Presiden kita sempat bersorak hore dan bertepuk tangan karena Presiden bilang beliau suka yang sangat ekstrim adegannya. Konsepnya memang dari Whisnutama, tetapi kita meeting dengan Presiden  untuk meyakinkan lagi apakah memang sudah sesuai dengan persiapan kita.  
   Jadi kitanya degdeg-an kalau sampai berbeda.  Padahal waktunya sudah mepet sekali. Karena sejago-jagonya, tetap ada batas minimal waktu untuk memprosesnya. Sesungguhnya pada saat menghadap itu sudah pada titik tidak mungkin dilakukan hahahaha.  Nahhhh … menunggu jawaban pak Presiden itu dengan menahan napas.  

    Saat pak Jokowo bilang : “Saya mau yang ekstrim sekali”, saya dan Laura -asisten mas Tama, langsung bertepuk tangan dan bersorak : “Horeeee!”  hahaha.  
     Mas Tama sebenarnya kaget dengan reaksi kita ya. Tapi pak Jokowinya sih santai aja dan senyum-senyum.  

Horree! 

Kemudian masalah jas yang dipakai ”Warnanya apa?”  
“Hitam pak”
“Kenapa hitam, apa alasannya? Saya punya juga warna yang lain”
“Hmmm karena …. “

Perbincangan yang rileks ya.

Sesudah meeting mas Tama bilang : 
“Hadeuh ceuuu baru kali ini gue meeting dengan Presiden ada yang sorak-sorak horee”.  Hahaha. 

Kita menikmati saat-saat itu. Dan akan mengenangnya sepanjang masa ya mas.

7.   Bahwa dilakukan gladi shooting untuk memuluskan proses produksinya, karena keterbatasan waktu Presiden. 










   Dari proses ini dapat diketahui titik-titik penempatan alat dan kamera. Kemudian perkiraan waktu pengambilannya.  Karena lokasinya ada yang di Istana Bogor, maka semua crew harus berpakaian rapih -tidak boleh kaos tanpa kerah, tidak boleh jeans. Jadinya kita semua shooting dengan tampilan rapih dan perlente hahaha. 


8.   Bahwa kerjasama itu terjalin dengan baik, walaupun ini adalah tim bentukan yang tiba-tiba.  Whisnutama dapat berkoordinasi dengan Rahabi dalam hal directing,  Dimas sebagai DOP juga cepat tanggap dan mampu menterjemahkan pengadegan dalam rekam kamera yang dinamis. 




     Demikian pula dengan seluruh crew, bisa berpindah lokasi dengan cepat. Para paspampres ini juga keren banget. Mereka melakukan semuanya dengan professional. Tidak ada kerewelan, bahkan menyenangkan. Percakapan antara saya, Rahabi dan Ryza : rasanya semua lancar ya.  Sangat tenang. Biasanya di saat shooting film ada saja kendala atau drama-drama ngak penting hahaha. 






9. Bahwa untuk shooting ini Presiden sangat berkomitmen.  Beliau meluangkan waktunya, bukan hanya sekedar waktu sambil lalu.  Ini yang saya kagumi dari beliau, karena biasanya pejabat-pejabat kalau mau shooting hanya ala kadar. Sehingga hasilnyapun menjadi seadanya. Tetapi dengan komitmen waktu dan kesiapan, hasil opening video ini optimal. Memang ada sedikit kesulitan dalam penjadwalan tim produksi karena jadwal shooting yang tidak pasti. Semua bisa dimaklumi karena memang kepadatan jadwal dan tugas Presiden. 

Pak Presiden juga memiliki insting untuk menambahkan adegan sehingga bisa berkesan natural dan sangat Jokowi.  Misalnya beliau tidak berkeberatan untuk shooting hingga ke luar area Istana.  Kemudian beliau memberikan altenatif adegan melambaikan tangan dari dalam mobil. Atau yang fenomenal adalah mengatakan : “APA”.



10. Bahwa saya yang harus menemani Presiden di Royal Box karena hanya sayalah yang dikenal oleh Danpaspamres dan mengetahui seluruh prosesnya.  Whisnutama dan Laura ada di control room untuk mengendalikan seluruh Opening Ceremony.  Dengan segala kelusuhan saya  sehabis mengurus konvoi Torch Relay Monas, saya mencoba bernegosiasi ke mas Tama :
”Mas, kan sudah ada Shadiq yang bisa bantu mengatur flow presiden. Aku harus bantu mengalirkan trafik penonton ke dalam stadion. Waktunya sudah mepet.”  
Saya bukan menolak, namun memang saya melihat ada tim yang telah kompeten menguasai medan royal box.

Ini yang akan selalu saya ingat : 
“Akan lebih kacau kalau ngak ada yang dikenal Presiden dan Danpaspampres di Royal box. Udah jangan lari dari tanggung jawab”

Hadirlah saya di sana.  Begitu melihat saya, Danpaspamres langsung meminta saya masuk ke ruangan Presiden untuk menerangkan alur dan lain-lain.  Ahhh saya sedekat itu dengan beliau yang tenang dan mempercayakan semuanya kepada saya.  Saya mengandalkan pendengaran dan hati saya untuk mengetahui detik-detik adegan yang berlangsung guna memberikan arahan saat Presiden harus keluar pintu.  

Mas Tama benar, memang harus saya yang ada di sini. Saya hapal setiap ketuk music, setiap detik adegannya. Mengharukan mendengar gemuruh sorak sorai merespon tayangan video. Lalu ketika saya menatap pak Jokowi,  saya melihat sisi lain dari seorang Presiden yang ingin menyukseskan acara besar ini dengan sekuat hati beliau.  Ingin seluruh dunia bangga terhadap Indonesia. Ingin seluruh rakyat bangga akan negerinya.



Lalu pintu terbuka, Presiden melambaikan tangan. 




Saya terharu.
Semua berjalan dengan lancar.

Thank you pak Presiden!
Thank you Team. 


Tambahan

Saya dan Ryza pernah berbincang sembarangan.
Nanti kalau sudah selesai semuanya kita keliling yuk naik motor terbangnya.
Dan terjadilah di jam 3 pagi sesudah selesai pelaksanaan Asian Festival yang heboh itu.  
Ryza mengantarkan saya pulang dengan moge terbang. 

Menikmati dini hari dengan moge terkenal.  
Senangnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar