Sesuai janji,
Saya ingin
berbagi kisah …
Masih seputaran
Asian Games 2018
Sambil
duduk cantik ditemani oleh secangkir teh
di
pinggiran jalan Kranggan, Yogyakarta
(bersama
Tesa-des yang sibuk dengan file-file BTSnya)
Yaaa
selamat pagi Yogya!
Tiba di Adisucipto, kemudian jalan kaki dengan Tesa-des menyeberangi rel kereta api untuk mencapai titik grab.
Pernah meniti jalan yang sama dengan arah sebaliknya : dari Hotel Platinum ke Adisucipto, saat itu sesudah Konser Prambanan untuk Torch Relay
Mengingat itu semua saya tersenyum sendiri.
Mengingat itu semua saya tersenyum sendiri.
Ehmm sekarang tersenyum, padahal pada saat menjalani eventnya hampir setiap hari berhitung :
tahannnn tinggal 25 hari lagi …., tinggal 15 hari lagi …. Hahahhaha
Torch Relay
(TR) 2018
Dari perkenalan
dengan Hilmy deh. Person in charge untuk
proyek Torch Relay ini di Inasgoc. Hilmy sih orang yang sabar untuk menjelaskan
dan memperkenalkan ke banyak pihak yang terkait. Tapi saya masih susah mencerna. Karena ya masih
wira wiri ke sana sini untuk urusan yang lain.
Sekilas saya membaca di struktur organisasi, Hilmy dibantu oleh Nico,
Sunu dan adminnya : Intan. Mereka berempat didampingi oleh staf Ceremonies Dept. lainnya
yang tidak dalam garis fungsi: ada Wina,
ada Taufik, ada Omar. Tetapi lambat -laun
Wina mulai berkonsentrasi untuk pekerjaan di Opening dan Closing. Omar khusus untuk Sumatera Selatan.
Saya masuk ke tim TR selaku Vice Director Ceremonies.
Untuk mengkordinir dan membantu Hilmy.
Banyak meeting, termasuk Koordinasi dengan seluruh Kadispora Propinsi dan Kota/Kabupaten di Hotel Menara Peninsula.
Atau meeting-meeting di Kementrian dll.
Hilmy senang memperkenalkan saya sebagai atasannya
kemudian bercerita panjang lebar tentang apa yang telah dikerjakan.
Saya masuk ke tim TR selaku Vice Director Ceremonies.
Untuk mengkordinir dan membantu Hilmy.
Banyak meeting, termasuk Koordinasi dengan seluruh Kadispora Propinsi dan Kota/Kabupaten di Hotel Menara Peninsula.
![]() |
Rapat Koordinasi Kadispora Indonesia & Pihak Terkait |
![]() |
Meeting Koordinasi dengan Kadispora seluruh DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu |
Hilmy senang memperkenalkan saya sebagai atasannya
kemudian bercerita panjang lebar tentang apa yang telah dikerjakan.
![]() |
Bersama Hilmy sebelum meeting di PMK |
Hilmy juga mengundang saya hadir di proses penjurian calon EO TR.
Saya
mendengarkan patah-patah. Karena hanya 3 vendor dari total (kalau ngak salah) 5
yang saya ikuti. Muka-muka yang familiar.
Ada yang saya tahu secara profesi bahwa orang yang diajukan bukan berkutat dengan
event bersifat multievent, tetapi lebih sebagai seorang Show Director. Atau ada seorang legenda dalam road show
artis.
Ya beragam.
Ya beragam.
Untuk itulah pentingnya peranan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) – yang dibuat oleh pengguna jasa. Agar vendor yang dipilih bisa mendekati kriteria
yang diinginkan.
Dari 3 yang
saya dengarkan presentasinya ada 2 yang menonjol. Keduanya mengklaim pernah melakukan kirab
obor untuk event yang sama. Kesimpulannya
adalah : yang mereka jual adalah port-folio perorangan, bukan port-folio
perusahaan.
Nilai dari
para juri ini akan disatukan dengan nilai dari Pokja terkait angka yang
ditawarkan, kelengkapan administrasi dan bobot SDM.
Karena
beban kerja TR yang rumit, maka sebelum dilakukan
pengumuman pemenang, diadakan lagi
Clearing House guna memastikan kompetensi Vendor terpilih secara lebih mendalam. Pada proses ini yang melakukan penilaian dan
pengujian adalah level atas. Seyogyanya
semua vendor yang dipanggil mengirimkan timnya
secara lengkap dengan key person yang tangguh.
Namun demikian hanya satu vendor yang terlihat menonjol. Dan memang pada akhirnya tim inilah yang
menjadi pemenang.
Lalu kita bersorak horeee!
Karena akhirnya
kita mendapatkan juga patner kerja di akhir April.
Waktunya
tinggal sekitar 2,5 bulan menuju pelaksanaan TR
India (15 Juli) dan nasional.
Waktu yang
ajaib. Hahahahaha.
Tanpa napas
jadinya yaaaa .
Lalu ada
waktu untuk menyatukan barisan?
Pararel
ajaaaaa.
Ada waktunya
untuk saling mengenal?
Pararel
ajaaaa.
Apa yang
harus dikerjakan duluan?
Pararel
jugaaaa
Hahahhahaa
Bagi badan
deh. Karena dengan waktu yang sesingkat ini tidak mungkin kita melepaskan semua pekerjaan ini kepada EO. Kendalinya tetap di kita, terutama yang terkait dengan pemerintahan.
Nanti di konvoi ada yang menempel terus, di tim luarpun ada yang membuka jalan dan mendampingi.
Baiklah. Mulai masuk ke eksekusi. Karena bulan Mei sudah ditetapkan merupakan bulan action bukan lagi plan.
Nanti di konvoi ada yang menempel terus, di tim luarpun ada yang membuka jalan dan mendampingi.
Baiklah. Mulai masuk ke eksekusi. Karena bulan Mei sudah ditetapkan merupakan bulan action bukan lagi plan.
Semuanya coba ditata, ketiba tiba-tiba hadir bad news : Hilmy mengajukan pengunduran diri.
Nahhhh kan ....
Nahhhh kan ....
Alasannya sih bisa diterima.
Bahwa
dengan semakin intensnya pekerjaan, maka pekerjaan rutin di luar Inasgoc tidak bisa
lagi dihandle dengan baik (memang saya menekankan untuk bekerja 24 jam sehari
hahaha).
Jika
sebagai kepala keluarga, memang jadi repot sekali ya. Apalagi menyangkut periuk
nasi.
Ya sudahlah
ya.
Langkah terbaik sekarang adalah menyiapkan diri untuk menjadi tiang penopang
Bersama-sama
mbak Herti, menyusuri semua data dan melakukan perencanaan.
Tidak mudah memang, tetapi ya begitulah yang harus dijalani.
Saya dan mbak Herti mulai melakukan meeting-meeting TR tanpa Hilmi
Saya dan mbak Herti mulai melakukan meeting-meeting TR tanpa Hilmi
![]() |
Rapat Koordinasi TR dan Festival di Palembang |
Kemudian yang terpenting adalah menanyakan komitmen anggota lainnya
Termasuk Nico
– yang masih belum in charge full.
“Nico,
kamu in or out?” Hahahaha
Saya selalu
terus terang ya. Karena dalam kondisi
yang seperti ini tidak mungkin lagi berbasa basi.
Pada
akhirnya Nico mendatangi saya di NetTV malam hari, untuk mengatakan bahwa dia mau tetap
bergabung. Nahhhh bagus!
Semangat
yaaa.
Nico ini
memiliki keahlian di tv program. Jadi sangat membantu untuk konser2 TR yang
akan on-air di TV partner.
Anggota TR
yang lain relatif aman.
Lalu
berbagilah tugas antara saya dan mbak Herti :
Saya operasional
: melakukan survey ke India dan kota2 Indonesia
Mbak Herti
menggawangi administrasi, karena dia yang mengetahui kerangka budget : termasuk
pendistribusian seragam.
Hal lain
adalah menyelesaikan perjanjian dan ketentuan dengan pihak ketiga seperti : TNI
dan Kepolisian, Istana, Sponsor dan
Pemda
Yang mengetahui semua sejarahnya ini adalah
Sunu.
Tetapi kita
sudah putuskan tidak boleh ada ketergantungan pada satu orang.
Case
keluarnya Hilmy pada saat peak pekerjaan adalah salah satu pelajaran.
Secara
level strukturpun beban kerja tidak seharusnya ada pada seorang Sunu semata.
Mau tidak
mau saya dan mbak Herti berkutat dan terjun untuk memahami medannya, sekaligus
berkenalan dengan tim EO melalui cara kerja mereka.
Perjuangan
dimulai!
Dengan melakukan survey ke daerah dan New Delhi, untuk mengatur titik-titik lari
Saya tercatat untuk Aceh, Palembang, Lampung, India, Makassar, Jawa Barat, Prambanan dan sebagian DKI Jakarta. Saya memperkecil wilayah jangkauan, karena pada saat yang bersamaan tiba-tiba mendadak mendapatkan tugas untuk membuat Opening Video - di Opening Ceremony. Khusus untuk Opening Video ini sifatnya masih rahasia. Hanya tim kecil saja yang tahu. Sehingga saya harus benar-benar menjaga konsentrasi dan stamina badan untuk berputar sana sini : Jakarta – Aceh – Jakarta – Palembang …. begituuuu terus. Dengan meeting-meeting tengah malam di Jakarta, lalu kembali mengejar pesawat. Begitulahhhhh ….
Dengan melakukan survey ke daerah dan New Delhi, untuk mengatur titik-titik lari
Survey ini bersama tim bentukan baru. Inasgoc dan EO.
EO inipun adalah orang2 rekrutan baru, yang semuanya belum pernah melakukan TR dengan titik sebanyak ini. Jadi sambil berjalan, sambil menyamakan persepsi, langkah dan ketahanan. Benturannya pasti ada dan itu pasti banyak. Hahaha.
Saya tercatat untuk Aceh, Palembang, Lampung, India, Makassar, Jawa Barat, Prambanan dan sebagian DKI Jakarta. Saya memperkecil wilayah jangkauan, karena pada saat yang bersamaan tiba-tiba mendadak mendapatkan tugas untuk membuat Opening Video - di Opening Ceremony. Khusus untuk Opening Video ini sifatnya masih rahasia. Hanya tim kecil saja yang tahu. Sehingga saya harus benar-benar menjaga konsentrasi dan stamina badan untuk berputar sana sini : Jakarta – Aceh – Jakarta – Palembang …. begituuuu terus. Dengan meeting-meeting tengah malam di Jakarta, lalu kembali mengejar pesawat. Begitulahhhhh ….
Aku, mbak Herti, Intan, Sunu, Nico, Taufik, Wina.
Selama sebulan lebih menyisir 18 propinsi, 53 kota dengan banyak titik. Bertemu dengan pemerintah propinsi dan kota. Umumnya diwakili oleh Sekda, Kadis Dispora Propinsi, Kadis Dispora kota/kabupaten. Selain itu ya pihak kepolisian dan Dan Lanud untuk kota-kota yang akan dilintasi dengan menggunakan moda angkutan udara.
Bukan hal mudah dalam melakukan survey
Ada daerah-daerah yang sudah mengetahui, ada juga yang blank sama sekali.
Ini seperti aku seorang yang sok tahu -karena juga belum paham 100%, tetapi kemudian menerangkan ke sana sini hahahaha.
Selain itu banyak hal penting yang bukan wilayah Inasgoc, tetapi merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan kegiatan di daerah. Misalnya soal anggaran. Nah ini anggarannya dari mana? Ehhhh akupun bingung hahaha. Konon menurut asal usulnya itu dari Kemendagri. Kalau sudah begitu, saya akan menerima keluh kesah dan omelan dari semua pihak. Pada awalnya saya bingung ya, tetapi lama-lama memahami dan terbiasa.
![]() |
Dispora Aceh - Menjelaskan dari awal. |
![]() |
Mako Lanud Sultan Iskandar Muda |
Bukan hal mudah dalam melakukan survey
Ada daerah-daerah yang sudah mengetahui, ada juga yang blank sama sekali.
Ini seperti aku seorang yang sok tahu -karena juga belum paham 100%, tetapi kemudian menerangkan ke sana sini hahahaha.
![]() |
Bersama Sekda Propinsi Sumsel - sesudah meeting Koordinasi |
![]() |
Banyuasin - Sumsel |
![]() |
Makassar - Sekda dan Kadispora Sulsel |
![]() |
Jawa Barat - Sekda dan jajaran. |
Selain itu banyak hal penting yang bukan wilayah Inasgoc, tetapi merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan kegiatan di daerah. Misalnya soal anggaran. Nah ini anggarannya dari mana? Ehhhh akupun bingung hahaha. Konon menurut asal usulnya itu dari Kemendagri. Kalau sudah begitu, saya akan menerima keluh kesah dan omelan dari semua pihak. Pada awalnya saya bingung ya, tetapi lama-lama memahami dan terbiasa.
Saat pulang ke Jakarta, jika bertemu dengan mbak Herti biasanya kita saling berbagi pengalaman seru, kesal dll. End up-nya kita berdua ya ketawa-ketawa sambil membulatkan semangat dan tekad : HARUS BERHASIL!. Tentang selalu mendapatkan omelan ya sudah kita terima saja. Kita bilang : Nasib!
Kalau pas ada di Jakarta seharian, maka saya seperti menerima banyak pasien hahahaha.
Langlang menunggu untuk Festival dan tendernya, Indra menunggu untuk Welcoming dan Cultural Atlit, Tim Opening Video membahas jadwal shooting, meeting dengan TNI, ini itu, walhasil saya susah kembali ke rumah dan jarang tidur. Sudah sedemikian padat, hingga saya tidak berhasil melakukan survey ke Bogor, Cianjur. Anak EO yang saya titipi untuk melakukan hal itu tiba-tiba kena tipes. Wahhhhhh serulah. Baru beberapa minggu dan dia sudah terjungkal sakit.
Oleh karenanya banyak sekali saya menarik napas panjang – untuk menjaga kesabaran, keuletan, dan mengisi otak.
Kemudian perjalanan ke India bersama dengan Sekjend, tim International Relationship (IR) serta salah
satu anggota tim dari TNI AU.
Dalam hal ini Sekjend menjadi jembatan dengan pihak IOA India. Karena hanya beliau yang pernah hadir pada pertemuan awal. Peserta meeting awal lainnya sudah pada gone dari struktur atau tidak dapat hadir hahahaha. Misinya adalah :
Dalam hal ini Sekjend menjadi jembatan dengan pihak IOA India. Karena hanya beliau yang pernah hadir pada pertemuan awal. Peserta meeting awal lainnya sudah pada gone dari struktur atau tidak dapat hadir hahahaha. Misinya adalah :
1 . melakukan survey di 2 kota : Chennai
& New Delhi
2 . melakukan persiapan dan koordinasi
dengan KBRI di New Delhi
3 . penandatanganan MOU dengan Indian
Olympic Association (IOA).
Mengapa
India? Karena Asian Games (AG) I
dilakukan di India. Sehingga sumber api obor salah satunya dari api abadi
India. Sumber api lainnya adalah dari Mrapen, Grobokan, Jawa Tengah. Kedua api ini
akan dijadikan satu di Prambanan. Hasil penyatuannya (aku menyebutnya sebagai
anaknya) yang akan dikelilingkan ke seluruh rute di Indonesia.
Mengapa ada
TNI AU? Karena tim TR terdahulu di bawah perencanaan Hilmy telah menjalin
koordinasi dengan TNI AU untuk membawa si api abadi di dalam pesawat mereka. Hal ini tidak dapat dilakukan
oleh pesawat komersial. Sehingga perlu dilakukan koordinasi ground handling di
Chennai dan New Delhi. Pesawat akan
transit sebentar di Chennai untuk pengisian bahan bakar sebelum lanjut ke New
Delhi dan demikian sebaliknya saaat kepulangan ke Indonesia. Sehingga ada 2 tim yang berangkat terpisah :
Chennai dan New Delhi.
Mengapa IOA? Karena merupakan organisasi olahraganya dan yang akan melakukan TR pertama di New Delhi,
di seputaran stadion Major Dhyan Chand. Api abadi India berada di stadiun
ini.
Tantangan
pertama adalah suhu.
Saat itu
New Delhi bersuhu 45-47C huhuuuuu.
Rasanya
seperti bernafas dan beraktivitas di belakang knapot mobil atau mesin AC.
Saya sendiri pada malam sebelum pergi ke India demam tinggi.
Dokter melarang saya untuk berangkat.
Namun saya bersikukuh, sehingga akhirnya diperbolehkan.
Ternyata dengan padatnya acara di New Delhi, saya menjadi kuat dan sembuh hahaha.
Saya sendiri pada malam sebelum pergi ke India demam tinggi.
Dokter melarang saya untuk berangkat.
Namun saya bersikukuh, sehingga akhirnya diperbolehkan.
Ternyata dengan padatnya acara di New Delhi, saya menjadi kuat dan sembuh hahaha.
Semua kegiatan berjalan lancar.
Ya so far di atas kertas terkendali: MOU dapat ditandatangani,
koordinasi dengan KBRI terjalin, telah dilakukan perkenalan dengan calon panitia TR India dan telah dilakukan pengumpulan data biaya ground handling pesawat di
New Delhi dan Chennai
Sesampainya di Jakarta, saya langsung menuju kantor karena sudah dinantikan Langlang untuk mendampingi Clearing House welcoming dan cultural. Tanpa napas harus berjuang untuk hal lain yang rumit hahahaha. Otak mana otakkkk ... mengumpullah!
Sesampainya di Jakarta, saya langsung menuju kantor karena sudah dinantikan Langlang untuk mendampingi Clearing House welcoming dan cultural. Tanpa napas harus berjuang untuk hal lain yang rumit hahahaha. Otak mana otakkkk ... mengumpullah!
Waktu
terasa tanpa batasan. Bergeraknya
seperti terbang.
Sementara
penyesuaian dengan pihak EO masih terus berjalan.
Dari mereka
sudah mulai bertumbangan karena kombinasi saya dan mbak Herti ternyata terlalu
perkasa. Terutama mbak Herti : wanita
tanpa istirahat. Dia bisa berkonsentrasi
di jam berapapun. Saya sendiri mulai
mengendorkan power saya. Karena kalau
dua-duanya bergerak maksimal, maka anak2 EO ini akan lenyap. Hahahaha.
Nah di
sinilah butuh penguasaan ego. Hal ini
bisa terjadi dari kematangan seseorang. Saya dan mbak Herti bisa melakukan ini
bergantian. Karena bagi kita berdua, pencarian nama dan panggung itu sudah
bukan masanya. Sementara gempuran dari banyak kepentingan datang
bertubi-tubi. Kitanya menanggapi dengan kepala dingin dan saling
support. Peranan tetap sama : saya yang tegas dan bad cop, mbak Herti dengan rayuan dan good cop.
Termasuk menghadapi beberapa masalah karena ketidak sesuaian langkah antara Inasgoc, EO dan TNI AU.
Termasuk menghadapi beberapa masalah karena ketidak sesuaian langkah antara Inasgoc, EO dan TNI AU.
Bayangkan
saja : Inasgoc + EO baru terjadi dalam waktu dua bulan. Kami adalah kumpulan profesional yang masih mencari
format. Sementara TNI itu adalah
organisasi yang sangat rigid dan terstruktur.
Dibutuhkan kesabaran yang tinggi dari kedua belah pihak. Terutama karena kita tidak terbiasa dengan
prosedur keberangkatan non komersial. Ada crew handling, ada ground handling,
ada pergerakan barang-barang, pengisian manifest pesawat dll.
Kemudian,
di dalam konsepnya secara ideal dipaparkan adanya obor yang dibawa dengan
kuda-kuda gagah di Bromo, dengan kapal Dewa Ruci, penyelaman di Raja Ampat dll.
Bermimpi
dan ber-ide boleh. Tetapi untuk mewujudkannya harus kuat hati dan tenaga. Dengan
komitmen dari Panglima TNI hal tersebut dapat diselenggarakan. Tetapi tetap kan ada biaya operasional yang
harus dikeluarkan. Nahhh hitungannya di
RAB ngak masuk akal untuk mampu mengadakan semua kegiatan itu. Jadinya ya saya bolak balik ke Mabes AD-
Cilangkap untuk mendiskusikan penyesuaian angka dan eksekusinya.
Demikian pula dengan konsep berselancar di Bali membawa obor.
Ahayyyy nice di paper yaa. Tetapi rumit di pelaksanaannya.
Samsung memberikan Hamish sebagai peselancarnya.
Tetapi kan, itu butuh koordinasi dan meeting teknis.
Nah di sini timbul problem lagi. Karena biaya menjadi membengkak.
Hamish harus didampingi oleh penarik selancar yang profesional tentunya
saya terhubunglah dengan Nate Lawrence.
Jika EO yang menghubungi, biayanya tinggi sekali
Tetapi ketika saya yang menelpon langsung Nate, ternyata Nate baik dan sangat kooperatif.
Bahkan menjadi free untuk bantuannya. Kecuali biaya penyewaan speedboat dan bantuan lainnya. Itupun saya bilang, biaya saya sangat terbatas.
Nahhh ini yang dinamakan pendekatan yang berbeda. Thanks Nate!
Lalu di sela-sela waktu yang sempit, saya menyempatkan terbang ke Bali bertemu Nate guna membahas masalah teknis, jadwal latihan dan berterimakasih atas bantuannya.
Pertemuan saya dengan Nate memberikan rasa aman bagi Samsung sang sponsor dan juga pihak Hamish. Hmmm. Demikianlah. Pada dasarnya semuanya bersikap sama, all out!
karena ini moment besar.
Begitulah kehidupan saya dan tim di TR
![]() |
Mabes AD - Cilangkap |
Demikian pula dengan konsep berselancar di Bali membawa obor.
Ahayyyy nice di paper yaa. Tetapi rumit di pelaksanaannya.
Samsung memberikan Hamish sebagai peselancarnya.
Tetapi kan, itu butuh koordinasi dan meeting teknis.
Nah di sini timbul problem lagi. Karena biaya menjadi membengkak.
Hamish harus didampingi oleh penarik selancar yang profesional tentunya
saya terhubunglah dengan Nate Lawrence.
Jika EO yang menghubungi, biayanya tinggi sekali
Tetapi ketika saya yang menelpon langsung Nate, ternyata Nate baik dan sangat kooperatif.
Bahkan menjadi free untuk bantuannya. Kecuali biaya penyewaan speedboat dan bantuan lainnya. Itupun saya bilang, biaya saya sangat terbatas.
Nahhh ini yang dinamakan pendekatan yang berbeda. Thanks Nate!
Lalu di sela-sela waktu yang sempit, saya menyempatkan terbang ke Bali bertemu Nate guna membahas masalah teknis, jadwal latihan dan berterimakasih atas bantuannya.
Pertemuan saya dengan Nate memberikan rasa aman bagi Samsung sang sponsor dan juga pihak Hamish. Hmmm. Demikianlah. Pada dasarnya semuanya bersikap sama, all out!
karena ini moment besar.
Begitulah kehidupan saya dan tim di TR
Kalau persiapan ini divisualkan mungkin seperti ketika kita naik kora-kora Ancol
Di
sela-selanya Sunu pergi ke Adelaide untuk mengurus produksi Torch dan Tinder
Boxnya.
Di
sela-selanya mbak Herti mengurus hitungan kebutuhan dan distribusi seragam
bersama EO.
Di sela-selanya meeting dengan para sponsor
Di sela-selanya meeting dengan para sponsor
Di
sela-selanya ada meeting koordinasi di Jakarta yang melibatkan seluruh Dispora untuk menajamkan kreatif TR , beserta simulasinya
Di
sela-selanya meeting dengan Sekpres di Istana Negara untuk pelaksanaan TR di tanggal 17 Agustus
Di sela-selanya membuat video simulasi TR untuk presiden.
Di sela-selanya membuat video simulasi TR untuk presiden.
Di
sela-selanya mengumpulkan data para atlit dan Torch Bearer
Di
sela-selanya – tiba2 banyak tamu-tamu VVIP yang ikut serta sebagai Torch Bearer
sehingga mengubah semua rundown yang sudah disusun manis
Di
sela-selanya menyusun persiapan konser Prambanan
Di
sela-selanya banyak hal lah.
Dinamis banget banget banget! hahahaha
Dinamis banget banget banget! hahahaha
Benar-benar
kora-kora!
all the way!
all the way!